untuk bagian kata pengantar dan daftar isi, bisa di lihat di post lain 🙂
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan
bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang
hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum dhuafa yang
membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas. Dhuafa
sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang
tertindas.
Dalam hadist
di terangkan, seorang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam yang bagaimana yang baik
? “ Nabi SAW menjawab, “Membagi makanan (kepada fakir miskin) dan memberi salam
kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” (HR.Bukhari). Dalam hadist
yang lain juga dijelaskan bahwa perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam
saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh
(pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim).
Dengan latar
belakang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi masalah
menyantuni kaum dhuafa.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian kaum dhuafa ?
2. Apakah
saja dalil tentang menyantuni kaum dhuafa?
3. Apakah
yang dimaksud dengan menyantuni ?
4. Apa
saja contoh penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut?
C.
TUJUAN
1. Menjelaskan
pengertian kaum dhuafa
2. Mengetahui
dalil dan perintah Allah untuk menyantuni kaum dhuafa
3. Mengetahui
pengertian menyantuni
4. Mengetahui
penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KAUM DHUAFA
Kaum dhuafa adalah golongan manusia
yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan,
ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa
terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang
cacat.
Pengertian Kaum Dhuafa
· Dari
segi ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan
malas.
· Dari
segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas).
· Dari
segi Otak : adalah mereka yang kurang cerdas (bukan karena malas)
· Dari
segi Sikap : adalah mereka yang terbelakanag (bukan karena malas)
B.
PERINTAH
UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA
Berikut adalah dalil tentang
menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran :
1.
Surat Al Isra’ Ayat 26 &
27
Artinya :
(26) Dan berikanlah haknya
kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
(27) Sesungguhnya orang-orang
yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya.
2. Surat Al-Baqarah 177
(177) bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah
orang-orang yang bertakwa.
3.
Kandungan
Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27
Pada ayat
26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang,
cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada
kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada
orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu
kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar.
Pada ayat
27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka
dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut
kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam
perkara yang tidak mengandung ketaatan.
Surat Al-Baqarah ayat 177
Pada ayat
ini yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya
di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut
antara lain sebagai berikut :
1.
Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat
yang membutuhkannya.
2.
Memberikan bantuan kepada anak yatim.
3.
Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
4.
Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa
meminta-minta.
5.
Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
6.
Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah
denagn penuh keikhlasan.
7.
Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya.
8.
Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hukum Allah (syariat
islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh
(haram) dilakukan.
C.
PENGERTIAN
MENYANTUNI
Maksud
dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat
untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan
menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan
kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim
tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir
miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan.
D.
PENERAPAN
SIKAP DAN PERILAKU
Pencerminan terhadap Surah Al Isra
ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai
berikut:
1.
Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi
keluarga.
2.
Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun
memiliki banyak harta.
3.
Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan
menghabiskan waktu percuma.
4.
Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang
kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5.
Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kaum dhuafa adalah golongan manusia
yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan,
ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa
terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan
orang cacat.
Sebaiknya
kita sebagai orang yang berkecukupan, harus lebih bersyukur dengan apa yang
telah kita punya dengan selalu melihat orang-orang yang ada dibawah kita dalam
hal materi.dan sebagai orang yang berkecukupan, kita harus membantu dan membagi
sedikit apa yang kita punya untuk meringankan beban mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://www.bab-2-menyantuni-kaum-dhuafa_4154%20makalah.htm
jika terdapat kesalahan, saya mohon maaf. saya berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun untuk saya, agar apa yang saya posting nantinya lebih baik lagi. Terima Kasih 😄😄
menarik banget buat dibaca kak
BalasHapusdaftar axisnet
Titanium Screw (titanium) - TiN.Arts
BalasHapusTitanium screws - T-3 are used for all the traditional and new titanium bike slots. In our T-3 titanium band ring review, you will find that 4x8 sheet metal prices near me this is nano titanium by babyliss pro a very efficient 2020 escape titanium slot machine for beginners.